Bahan pengawet makanan adalah bahan yang ditambahkan pada
makanan untuk mencegah atau menghambat menjadi rusak atau busuknya makanan.
Maksud dan tujuan dari
pada penggunaan bahan pengawet makanan adalah untuk memelihara kesegaran dan
mencegah kerusakan makanan atau bahan makanan. Beberapa pengawet yang termasuk
antioksidan berfungsi mencegah makanan menjadi tengik yang disebabkan oleh
perubahan kimiawi dalam makanan tersebut.
Pengawet yang diizinkan
(Permenkes No.722/1988) adalah : Asam Benzoat, Asam Propionat. Asam Sorbat,
Belerang Dioksida,Etil p-Hidroksi Benzoat, Kalium Benzoat, Kalium Bisulfit,
Kalium Meta Bisulfit, Kalkum Nitrat, Kalium Nitril, Kalium Propionat, Kalium
Sorbat, Kalium Sulfit, Kalsium Benzoit, Kalsium Propionat, Kalsium Sorbat,
Natrium Benzoat, Metil-p-hidroksi Benzoit, Natrium Bisulfit, Natrium
Metabisulfit, Natrium Nitrat, Natrium Nitrit, Natrium PPropionat, Natrium
Sulfit, Nisin dan Propil-p-hidroksi-benzoit.
Aditif makanan atau bahan tambahan makanan adalah bahan
yang ditambahkan Dengan sengaja ke dalam makanan dalam jumlah
kecil, dengan tujuan untuk memperbaiki penampakan, cita rasa, tekstur, flavor dan
memperpanjang daya simpan.Selain itu dapat meningkatkan nilai gizi seperti protein, mineral dan vitamin. Penggunaan
aditif makanan telah digunakan sejak zaman dahulu.Bahan aditif makanan ada dua,
yaitu bahan aditif makanan alami dan buatan
atau sintetis.
Bahan tambahan makanan adalah bahan yang bukan secara alamiah merupakan
bagian dari bahan makanan, tetapi terdapat dalam bahan makanan tersebut karena
perlakuan saat pengolahan, penyimpanan atau pengemasan. Agar makanan
yang tersaji tersedia dalam bentuk yang lebih menarik, rasa enak, rupa dan
konsistensinya baik serta awet maka sering
dilakukan penambahan bahan tambahan makanan yang sering disebut zat aditif kimia (food aditiva). Adakalanya makanan yang tersedia tidak
mempunyai bentuk yang menarik meskipun kandungan gizinya tinggi.
Bahan pengawet adalah bahan yang dapat mencegah atau
menghambat fermentasi, pengasaman atau penguraian lain terhadap makanan yang
disebabkan mikroorganisme. Zat pengawet dimaksudkan untuk memperlambat oksidasi
yang dapat merusak makanan. Ada dua jenis pengawet makanan yaitu alami dan
sintetik (buatan). Pengawet yang paling aman adalah bahan-bahan alam, misalnya
asam cuka (untuk acar), gula (untuk manisan), dan garam (untuk asinan
ikan/telur). Selain itu beberapa bahan alam misalnya saja penambahan air jeruk
atau air garam yang dapat digunakan untuk menghambat terjadinya proses
reaksi waktu coklat (browing reaction) pada buah apel.
Bahan pengawet adalah zat kimia yang dapat menghambat kerusakan pada
makanan, karena serangan bakteri, ragi, cendawan. Reaksi-reaksi kimia yang sering harus dikendalikan adalah reaksi oksidasi, pencoklatan (browning) dan reaksi enzimatis
lainnya. Pengawetan makanan sangat menguntungkan produsen karena dapat
menyimpan kelebihan bahan makanan yang ada dan dapat digunakan kembali saat
musim paceklik tiba. Contoh
bahan pengawet adalah natrium benzoat, natrium nitrat, asam sitrat, dan asam
sorbat.contoh pengawet alami adalah misalnya : garam,gula,merica,bawang dll.
· Keuntungan zat aditif
Penggunaan zat aditif memiliki keuntungan meningkatkan mutu makanan dan
pengaruh negatif bahan tambahan pangan terhadap kesehatan.Agar makanan dapat
tersedia dalam bentuk yang lebih menarik dengan rasa yang enak, rupa dan
konsentrasinya baik serta awet maka perlu ditambahkan bahan makanan atau
dikenal dengan nama lain “food additive”.Penggunaan bahan makanan pangan
tersebut di Indonesia telah ditetapkan oleh pemerintah berdasarkan
Undang-undang, Peraturan Menteri Kesehatan dan lain-lain disertai dengan
batasan maksimum penggunaannya. Di samping itu UU Nomor 7 tahun 1996 tentang
Pangan Pasal 10 ayat 1 dan 2 beserta penjelasannya erat kaitannya dengan bahan
tambahan makanan yang pada intinya adalah untuk melindungi konsumen agar
penggunaan bahan tambahan makanan tersebut benar-benar aman untuk dikonsumsi
dan tidak membahayakan. Namun demikian penggunaan bahan tambahan makanan
tersebut yang melebihi ambang batas yang ditentukan ke dalam makanan atau
produk-produk makanan dapat menimbulkan efek sampingan yang tidak dikehendaki
dan merusak bahan makanan itu sendiri, bahkan berbahaya untuk dikonsumsi manusia.
Semua bahan kimia jika digunakan secara berlebih pada umumnya bersifat racun
bagi manusia. Tubuh manusia mempunyai batasan maksimum dalam mentolerir
seberapa banyak konsumsi bahan tambahan makanan yang disebut ADI atau
Acceptable Daily Intake. ADI menentukan seberapa banyak konsumsi bahan tambahan
makanan setiap hari yang dapat diterima dan dicerna sepanjang hayat tanpa
mengalami.
Bahaya penggunaan zat pengawet yang tidak diizinkan, sebagai
contoh penggunaan formalin yang sering digunakan untuk mengawetkan tahu dan mie
basah dapat menyebabkan : kanker paru-paru, gangguan pada jantung, gangguan
pada alat pencernaan, gangguan pada ginjal dll.
Penggunaan boraks atau pijer atau kie dapat menyebabkan :
gangguan pada kulit, gangguan pada otak, gangguan pada hati dll.
ü
Formalin (Formaldehyde solution)
adalah suatu larutan
yang tidak berwarna, berbau tajam yang mengandung lebih kurang 37 % formaldehit
dalam air, biasanya ditambahkan mineral 10-15 % sebagai pengawet.
ü
Nama lain formalin : Formal, Morbicid,
Methanol, Formic aldehyde, Methyl oxide, Oxymethylene, Methyl aldehyde,
Oxomethane, Formalin, Oxomethane, Karsan, Methylene glycol, Paraforin,
Polyoxymethylene glycols, Superlysoform, Tetraoxymethylene dan Trioxane.
ü
Penggunaan formalin : Pembunuh kuman,
sehingga dimanfaatkan untuk pembersih lantai, kapal, gudang dan pakaian;
Pembasmi lalat dan berbagai serangga lain; Bahan pada pembuatan sutra buatan,
zat pewarna, cermin kaca dan bahan peledak; Dalam dunia fotografi biasanya
digunakan untuk pengeras lapisan gelatin dan kertas; Bahan untuk pembuatan
produk parfum; Bahan pengawet produk kosmetika dan pengeras kuku; Bahan untuk
insulasi busa; Pencegah korosi untuk sumur minyak dan Bahan perekat untuk
produk kayu lapis (plywood).
ü
Bahaya formalin pada kesehatan : Dalam jangka pendek (akut),
bila tertelan formalin maka mulut, tenggorokan dan perut terasa terbakar, sakit
menekan, mual, muntah dan diare, dapat terjadi pendarahan, sakit perut hebat,
sakit kepala, hipotensi, (tekanan darah rendah), kejang, tidak sadar hingga
koma. Disamping itu formalin juga menyebabkan kerusakan jantung, hati, otak,
limpa, pankreas, sistem saraf pusat dan ginjal. Jangka panjang (kronik), mengkonsumsi bahan
makanan yang mengandung formalin, efek sampingnya tampak setelah jangka
panjang, karena terjadi akumulasi formalin dalam tubuh. Timbul iritasi pada
saluran pernafasan, muntah, sakit kepala, rasa terbakar pada tenggorokan, dan
rasa gatal di dada. Pada hewan percobaan dapat menyebabkan kanker sedangkan
pada manusia diduga bersifat karsinogen (menyebabkan kanker).
ü
Tanda dan gejala keracunan
formalin :
Menyebabkan rasa terbakar pada mulut, saluran pernafasan dn perut, sulit
menelan, diare, sakit perut, hipertensi, kejang dan koma. Kerusakan hati,
jantung, otak, limpa, pankreas, sistem susunan saraf pusat dan gangguan ginjal.
Berdasarkan temuan patologis, formaldehid merusak jaringan dan menyusutkan
selaput lendir, juga merusak hati, ginjal, jantung dan otak.
ü
Ciri-ciri produk pangan yang
mengandung formalin.
Ciri-ciri
ikan asin yang mengandung formalin : 1) Tidak rusak sampai lebih dari sebulan
pada suhu kamar (25 derajad celcius), 2) Warna bersih dan cerah, 3) Tidak
berbau khas ikan asin dan tidak mudah hancur, 4) Tidak dihinggapi oleh lalat
bila ditaruh ditempat terbuka.
Ciri-ciri
tahu yang mengandung formalin : 1) Tekstur lebih kenyal, 2) Tidak mudah
hancur, 3) Lebih awet dan tidak mudah busuk, 4) Beraroma menyengat karena ada
formalin.
Ciri-ciri
mie basah yang mengandung formalin : 1) Tampak sangat berminyak, 2) Lebih awet
dan tidak mudah basi, 3) Beraroma menyengat karena ada formalin.
Ciri-ciri
ikan basah yang mengandung formalin : 1) Warna putih bersih dan tekstur kenyal, 2)
Insang berwarna merah tua bukan merah segar, 3) Lebih awet dan tidak mudah
busuk.
Ciri-ciri
ayam yang mengandung formalin : 1) Warna putih bersih, 2) Lebih awet dan
tidak mudah busuk.
Jika kamu mengonsumsi
zat aditif buatan pada makanan dalam jumlah berlebih dan dalam jangka waktu
yang lama dapat menyebabkan gangguan-gangguan kesehatan antara lain :
Ø Nama zat pengawet dan
Penyakit yang ditimbulkan :
1.Formalin :
Kanker paru-paru, gangguan pada alat pencernaan, penyakit jantung dan merusak sistem saraf.
Kanker paru-paru, gangguan pada alat pencernaan, penyakit jantung dan merusak sistem saraf.
2.Boraks :
Mual, muntah, diare, penyakit kulit, kerusakan ginjal, serta gangguan pada otak dan hati.
Mual, muntah, diare, penyakit kulit, kerusakan ginjal, serta gangguan pada otak dan hati.
3.Natamysin :
Mual, muntah, tidak nafsu makan, diare dan perlukaan kulit.
Mual, muntah, tidak nafsu makan, diare dan perlukaan kulit.
4.Kalium Asetat :
Kerusakan fungsi ginjal.
Kerusakan fungsi ginjal.
5.Nitrit dan Nitrat :
Keracunan, mempengaruhi kemampuan sel darah membawa oksigen ke berbagai organ tubuh, sulit bernapas, sakit kepala, anemia, radang ginjal, dan muntah-muntah.
Keracunan, mempengaruhi kemampuan sel darah membawa oksigen ke berbagai organ tubuh, sulit bernapas, sakit kepala, anemia, radang ginjal, dan muntah-muntah.
6.Kalsium Benzoate :
Memicu terjadinya serangan asma.
Memicu terjadinya serangan asma.
7.Sulfur Dioksida :
Perlukaan lambung, mempercepat serangan asma, mutasi genetik, kanker dan alergi.
Perlukaan lambung, mempercepat serangan asma, mutasi genetik, kanker dan alergi.
8.Kalsium dan Natrium propionate :
Penggunaaan melebihi angka maksimum tersebut bisa menyebabkan migren, kelelahan, dan kesulitan tidur.
Penggunaaan melebihi angka maksimum tersebut bisa menyebabkan migren, kelelahan, dan kesulitan tidur.
9.Natrium metasulfat :
Alergi pada kulit
Alergi pada kulit
Ø Tips Sehat :
v Usahakan bawa makanan dari rumah.
v Biasakan sarapan agar tidak terlalu banyak jajan.
v Banyak mengkonsumsi sayur, buah dan banyak minum air putih.
v Olahraga teratur.
v Cuci tangan sebelum makan.
v Tidak jajan di luar kantin sekolah.
v Teliti sebelum membeli makanan.
Daftar pustaka :
( 13/10/2012 , 21.45)
( 13/10/2012 , 2O.26)
0 komentar:
Posting Komentar