Pengertian Karbohidrat
Adalah senyawa organik terdiri dari
unsur karbon, hidrogen, dan oksigen. contoh; glukosa C6H12O6, sukrosa
C12H22O11, sellulosa (C6H10O5)n. Rumus umum karbohidrat Cn(H2O)m. Karena
komposisi yang demikian, senyawa ini pernah disangka sebagai hidrat karbon,
tetapi sejak 1880, senyawa tersebut bukan hidrat dari karbon. Nama lain dari
karbohidrat adalah sakarida, berasal dari bahasa Arab "sakkar"
artinya gula. Karbohidrat sederhana mempunyai rasa manis sehingga dikaitkan
dengan gula. Melihat struktur molekulnya, karbohidrat lebih tepat didefinisikan
sebagai suatu polihidroksialdehid ataupolihidroksiketon. Contoh glukosa; adalah
suatu polihidroksi aldehid karena mempunyai satu gugus aldehid da 5 gugus
hidroksil (OH).
Klasifikasi Karbohidrat
terbagi menjadi 3 kelompok;
1. Monosakarida, yaitu terdiri atas 3-6 atom C dan zat
ini tidak dapat lagi dihidrolisis oleh larutan asam dalam air menjadi
karbohidrat yg lebih sederhana.
2. Disakarida, yaitu senyawanya terbentuk dari 2
molekul monosakarida yg sejenis atau tidak. Disakarida dpt dihidrolisis oleh
larutan asam dalam air sehingga terurai menjadi 2 molekul monosakarida.
3. Polisakarida, yaitu senyawa yg terdiri dari
gabungan molekul2 monosakarida yg banyak jumlahnya, senyawa ini bisa
dihidrolisis menjadi banyak molekul monosakarida.
Fungsi
o
Bagi manusia :
Sebagai sumber energi.
o
Bagi tumbuhan;
Amilum sebagai cadangan makanan,
sellulosa sbg pembentuk kerangka bagi tumbuhan. Tumbuhan mendapat amilum dan
selulosa dari glukosa. Glukosa dihasilkan pada fotosintesis.
Beberapa monosakarida
penting
Ø
Glukosa
Glukosa
disebut juga gula anggur karena terdapat dalam buah anggur, gula darah karena
terdapat dalam darah atau dekstrosa karena memutarkan bidang polarisasi
kekanan. Glukosa merupakan monomer dari polisakarida terpenting yaitu amilum,
selulosa dan glikogen. Glukosa merupakan senyawa organik terbanyak. terdapat
pada hidrolisis amilum, sukrosa, maltosa, dan laktosa.
Ø
Fruktosa
Fruktosa terdapat dalam buah-buahan,
merupakan gula yang paling manis. Bersama2 dengan glukosa merupakan komponen
utama dari madu. Larutannya merupakan pemutar kiri sehingga fruktosa disebut
juga levulosa. Ribosa dan 2-deoksiribosa
Ribosa da 2-deoksiribosa adalah gula pentosa yg membentuk RNA dan DNA.
Sifat Monosakarida
1. Semua monosakarida zat padat
putih, mudah larut dalam air.
2. Larutannya bersifat optis aktif.
3. Larutan monosakarida yg baru
dibuat mengalami perubahan sudut putaran disebut mutarrotasi.
4. Contoh larutan alfaglukosa yang
baru dibuat mempunyai putaran jenis + 113` akhirnya tetap pada + 52,7`.
5. Umumnya disakarida memperlihatkan
mutarrotasi, tetapi polisakarida tidak.
6. Semua monosakarida merupakan
reduktor sehingga disebut gula pereduksi.
Identifikasi
monosakarida
1. uji umum utk karbohidrat adalah
uji Molisch. bila larutan karbohidrat diberi beberapa tetes larutan
alfa-naftol, kemudian H2SO4 pekat secukupnya sehingga terbentuk 2 lapisan
cairan, pada bidang batas kedua lapisan itu terbentuk cincin ungu.
2. gula pereduksi yaitu
monosakarida dan disakarida kecuali sukrosa dapat ditunjukkan dg pereaksi
Fehling atau Bennedict. Gula pereduksi bereaksi dg pereaksi Fehling atau
Benedict menghasilkan endapan merah bata (Cu2O). Selain Pereaksi Benedict dan
Fehling, gula pereduksi juga bereaksi positif dg pereaksi Tollens. 3. reaksi
Seliwanoff (khusus menunjukkan adanya fruktosa). Pereaksi seliwanoff terdiri
dari serbuk resorsinol + HCl encer. Bila fruktosa diberi pereaksi seliwanoff
dan dipanaskan dlm air mendidih selama 10 menit akan terjadi perubahan warna
menjadi lebih tua
. O O ║ ║ C H C OH │ │ (CHOH)4 +
2CUO (CHOH)4 + CU2O↓ │ Fehling │ cermin tembaga CH2OH CH2OH Glukosa as.
glukonat
Pengujian karbohidrat
dengan metode luff schoorl pengujian kadar karbohidrat dengan metode Luff
Schoorl
PENETAPAN
KARBOHIDRAT METODE LUFF SCHOORL Metode Luff Schoorl ini baik digunakan untuk
menentukan kadar karbohidrat yang berukuran sedang. Dalam penelitian M.Verhaart
dinyatakan bahwa metode Luff Schoorl merupakan metode tebaik untuk mengukur
kadar karbohidrat dengan tingkat gula pe-reduksi karbohidratLuff SchoorlLuff
Schoorlasagisora. glukosa sukrosa sakarosa maltosa . glukosa sukrosa sakarosa
maltosa Luff Schoorl pengujian kadar karbohidrat dengan metode Luff Schoorl
Luff Schoorl « Queen Of Sheeba's Weblog 16 Nov 2009 metode panduan langkah
langkah prosedur ratu belqis Metode Luff Schoorl mempunyai kelemahan yang
terutama disebabkan metode panduan langkah langkah prosedur komposisi yang
konstan. Hal ini diketahui dari penelitian A.M Maiden yang menjelaskan bahwa
hasil pengukuran yang dipermetode panduan langkah langkah prosedur dibedakan
metode panduan langkah langkah prosedur pebuatan gula pe-reduksi
karbohidratLuff SchoorlLuff Schoorlqueenofsheeba.wordpress. glukosa sukrosa
sakarosa maltosa Luff Schoorl - Telusuran lainnya dari Queen Of Sheeba's Weblog
pengujian kadar karbohidrat dengan metode Luff Schoorl catatan: polihidroksi
keton 15 Okt 2010 metode panduan langkah langkah prosedur m.ali musthofa Pada
praktikum kali ini dilakukan penetapan karboohidrat melalui penetapan kadar
gula reduksi dengan metode… Penentuan gula reduksi dengan metode Luff-Schoorl
ditentukan bukan kuprooksidanya yang mengendap tetapi dengan gula pe-reduksi
karbohidratLuff SchoorlLuff Schoorlmalimusthofa. glukosa sukrosa sakarosa
maltosa . glukosa sukrosa sakarosa maltosa Luff Schoorl pengujian kadar
karbohidrat dengan metode Luff Schoorl Tiva Chem Chem: Analisis Kualitatif dan
Kuantitatif Karbohidrat gula pe-reduksi 29 Okt 2010 metode panduan langkah
langkah prosedur Yaktiva Dwi Purnama Pada penentuan karbohidrat dengan metode
Luff Schoorl, yang ditentukan bukan Cu2O yang mengendap tapi dengan menggunakan
CuO dalam larutan yang belum direaksikan dengan gula reduksi (titrasi blanko)
dan sesudah gula pe-reduksi karbohidratLuff SchoorlLuff Schoorltivachemchem.
glukosa sukrosa sakarosa maltosa . glukosa sukrosa sakarosa maltosa Luff
Schoorl pengujian kadar karbohidrat dengan metode Luff Schoorl hana's Site -
Luff Schoorl 29 Jun 2009 Sapa tuh Luff Schoorl??? Gw jg ga tau sapa ni orang
sebenarnya. Tapi yang pasti gara-gara nih orang gw kelimpungan jungkir balik
nyari tinpus tentang metode Luff Schoorl. Yang pernah percobaan bwat nyari
kandungan pati atopun gula gula pe-reduksi karbohidratLuff SchoorlLuff
Schoorlsaintefleur.multiply. glukosa sukrosa sakarosa maltosa Luff Schoorlblog
- Telusuran lainnya dari hana's Site pengujian kadar karbohidrat dengan metode
Luff Schoorl thata's zone: Penentuan Kharbohidrat 29 Mei 2010 metode panduan
langkah langkah prosedur thata zone Metode penetapan secara kimia meliputi:
luff schoorl , munson-walker, lane eynon , nelson-somogy , Oksidasi ferri
,Iodometri (Sukatiningsih, 2010). Analisa karbohidrat dapat dilakukan terhadap
kandungan total karbohidrat gula pe-reduksi karbohidratLuff SchoorlLuff
Schoorleremjezone. glukosa sukrosa sakarosa maltosa . glukosa sukrosa sakarosa
maltosa Luff Schoorl pengujian kadar karbohidrat dengan metode Luff Schoorl
Karya Ilmiah: Tugas Akhir Teknik Kimia PNL Thn 2009 30 Okt 2010 metode panduan
langkah langkah prosedur Teuku Maulana Metode yang digunakan yaitu dengan cara
pengecilan ukuran, blansing, pengeringan, penggilingan dan pengayakan. Hasil
yang didapat yaitu 106 gr untuk waktu blansing 5 menit, 108 gr untuk waktu 10
menit, 107 gr untuk waktu 15 gula pe-reduksi.. Pindahkan isinya kedalam labu
ukur 500 ml lalu impitkan higga tanda garis; Pipet 10 ml saringan kedalam
erlemeyer 500 ml, tambahkan 25 ml larutan luff-schoorl (dengan pipet) dan
beberapa butir batu didih serta 15 ml air suling. gula pe-reduksi
karbohidratLuff SchoorlLuff Schoorlmolana88. glukosa sukrosa sakarosa maltosa .
glukosa sukrosa sakarosa maltosa Luff Schoorl pengujian kadar karbohidrat
dengan metode Luff Schoorl Analisa Gula Pada Jeruk Siam dan Sunkis « HIMPUNAN
MAHASISWA BAHAN gula pe-reduksi 24 Jul 2009 metode panduan langkah langkah
prosedur himabatpl08 Pada makalah ini metode yang digunakan adalah metode Luff
Schoorl. Dipilih metode ini karena sangat menguntungkan dalam menganalisa gula
nabati yang termasuk sukrosa yang merupakan rasa manis dasar sakarosa adalah
gula pe-reduksi karbohidratLuff SchoorlLuff Schoorlhimabatpl08.wordpress.
glukosa sukrosa sakarosa maltosa Luff Schoorl pengujian kadar karbohidrat
dengan metode Luff Schoorl Analisis Karbohidrat « Food for Healthy 10 Okt 2008
metode panduan langkah langkah prosedur food4healthy gini pernah dngr g tentng
metode knight dan allen,metode berlin institute, metode lane eynon,metode luff
schoorl smuanya untk mneliti yg berhubungn dgn sifat mereduksi gula invert dlm
sukrosa,kl mas tau bisa di jelasin, gula pe-reduksi karbohidratLuff SchoorlLuff
Schoorlfood4healthy.wordpress. glukosa sukrosa sakarosa maltosa Luff Schoorl -
Referensi pengujian kadar karbohidrat dengan metode Luff Schoorl PENGARUH
PERLAKUAN UAP PANAS, PEREBUSAN, DAN PERENDAMAN TERHADAP gula pe-reduksi 23 Sep
2007 metode panduan langkah langkah prosedur Administrator Serbuk contoh
selanjutnya dianalisis kadar patinya dengan metode Luff Schoorl. Selain itu,
dilakukan juga pengukuran kadar gula total dalam larutan sisa perendaman (Luff
Schoorl), kadar air (ASTM D 2016-74), kelarutan dalam gula pe-reduksi
karbohidratLuff SchoorlLuff Schoorlbiomaterial-lipi.orgLuff SchoorldhyyLuff
Schoorl
PENETAPAN KARBOHIDRAT
METODE LUFF SCHOORL
Latar
Belakang
Karbohidrat secara sederhana dapat
diartikan suatu senyawa yang terdiri dari molekul-molekul karbon (C), hidrogen
(H) dan oksigen (O) atau karbon dan hidrat (H2O) sehingga dinamakan
karbo-hidrat. Dalam tumbuhan senyawa ini dibentuk melaui proses fotosintesis
antara air (H2O) dengan karbondioksida (CO2) dengan bantuan sinra matahari (UV)
menghasilkan senyawa sakarida dengan rumus (CH2O)n. Ada banyak fungsi dari
karbohidrat dalam penerapannya di industri pangan, farmasi maupun dalam
kehidupan manusia sehari-hari. Diantara fungsi dan kegunaan itu ialah: Sebagai
sumber kalori atau energy, sebagai bahan pemanis dan pengawet, Sebagai bahan
pengisi dan pembentuk, sebagai bahan penstabil, sebagai sumber flavor
(karamel), dan sebagai sumber serat (Winarno 2007). Karbohidrat dapat
digolongan menjadi dua macam yaitu karbohidrat sederhana dengan karbohidrat
kompleks atau dapat pula menjadi tiga macam, yaitu monosakarida, disakarida,
dan polisakarida. Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber
energi dan merupakan oligosakarida, polimer. Pengukuran karbohidrat yang
merupakan gula pereduksi dengan metode Luff Schoorl ini didasarkan pada reaksi
sebagai berikut : R-CHO + 2 Cu2+ R-COOH + Cu2O 2 Cu2+ + 4 I- Cu2I2 + I2 2
S2O32- + I2 S4O62- + 2 I- Monosakarida akan mereduksikan CuO dalam larutan Luff
menjadi Cu2O. Kelebihan CuO akan direduksikan dengan KI berlebih, sehingga
dilepaskan I2. I2 yang dibebaskan tersebut dititrasi dengan larutan Na2S2O3.
Pada dasarnya prinsip metode analisa yang digunakan adalah Iodometri karena
kita akan menganalisa I2 yang bebas untuk dijadikan dasar penetapan kadar.
Dimana proses iodometri adalah proses titrasi terhadap iodium (I2) bebas dalam
larutan. Apabila terdapat zat oksidator kuat (misal H2SO4) dalam larutannya
yang bersifat netral atau sedikit asam penambahan ion iodida berlebih akan
membuat zat oksidator tersebut tereduksi dan membebaskan I2 yang setara
jumlahnya dengan dengan banyaknya oksidator (Winarno 2007). I2 bebas ini
selanjutnya akan dititrasi dengan larutan standar Na2S2O3 sehinga I2 akan
membentuk kompleks iod-amilum yang tidak larut dalam air. Oleh karena itu, jika
dalam suatu titrasi membutuhkan indikator amilum, maka penambahan amilum
sebelum titik ekivalen. Metode Luff Schoorl ini baik digunakan untuk menentukan
kadar karbohidrat yang berukuran sedang. Dalam penelitian M.Verhaart dinyatakan
bahwa metode Luff Schoorl merupakan metode tebaik untuk mengukur kadar
karbohidrat dengan tingkat kesalahan sebesar 10%. Pada metode Luff Schoorl
terdapat dua cara pengukuran yaitu dengan penentuan Cu tereduksi dengan I2 dan
menggunakan prosedur Lae-Eynon (Anonim 2009). Metode Luff Schoorl mempunyai
kelemahan yang terutama disebabkan oleh komposisi yang konstan. Hal ini
diketahui dari penelitian A.M Maiden yang menjelaskan bahwa hasil pengukuran
yang diperoleh dibedakan oleh pebuatan reagen yang berbeda.
Tujuan
Praktikum
Penetapan
kadar karbohidrat bertujuan mengukur kadar gula dengan metode Luff Schoorl
METODOLOGI
Waktu dan Tempat Praktikum penetapan
kadar protein dilaksanakan hari Kamis tanggal 1 April 2010, jam 13.00 hingga
16.00 WIB. Pelaksanaan praktikum di Laboratorium Analisis Zat gizi makro,
Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian
Bogor.
Alat
dan Bahan
Alat-alat
yang digunakan adalah labu takar, pipet tetes, erlenmeyer, buret, gelas ukur,
kertas saring. Selanjutnya, bahan-bahan yang digunakan adalah Pb Asetat
setengah basa, Na2HPO4 10 %, KI 30 %, H2SO4 25 %, Na2S2O3 0,1 N, larutan Luff,
aquades, indikator PP.
Prosedur
Kerja
Contoh sebanyak 5-10 gram ditimbang
dan dimasukkan ke dalam labu takar 250 ml serta ditambah air aquades hingga
tanda tera. ↓ Disaring dan dipipet 50 ml filtratnya, dimasukkan ke dalam labu
takar 250 ml. Ditambahkan 10 ml Pb asetat setengah basa kemudian dikocok. Dites
dengan tetesan larutan Na2HPO4 10 %. Bila timbul endapan putih berarti sudah
cukup. ↓ Ditambahkan air hingga tanda tera, dikocok dan dibiarkan sekitar 30
menit dan kemudian disaring. Sebelum terjadi Inversi Filtrat sebanyak 10 ml
dipipet ke dalam labu erlenmeyer 500 ml bertutup asah. Ditambahkan 15 ml air ,
dan 25 ml larutan luff. ↓ Dipanaskan selama 2 menit sampai mendidih dan
didihkan terus selama 10 menit dengan nyala kecil. Diankat dan didinginkan
cepat. ↓ Setelah dingin ditambahkan 10-15 ml KI 30 % dan 25 ml H2SO4 25 %
dengan pelan-pelan. ↓ Dititrasi dengan larutan tio 0,1 N dan larutan kanji 0,5
% sebagai indikator setelah larutan menjadi berwarna putih kekuningan. Setelah
terjadi inversi Filtrat sebanyak 50 ml dipipet dan dimasukkan dalam labu takar
100 ml. Ditambahkan 5 ml HCL 25 % kemudian labu dimasukkan ke dalam penangas
air dengan suhu 60-70 0C. ↓ Dibiarkan selama 10 menit agar menginversi
gula-gula. ↓ Diangkat dan didinginkan, ditambahkan NaOH 30 % hingga merah jambu
↓ Tepatkan hingga tanda tera dan kocok secukupnya. ↓ Dipipetkan 10 ml larutan
ini dan tetapkan gula sesudah inversi dengan cara di atas. Dari selisih kedua
penitaran dapat diahitung jumlah glukosa fruktosa atau gula invert dengan
menggunakan daftar.
TINJAUAN PUSTAKA
Gula Gula adalah suatu karbohidrat
sederhana yang menjadi sumber energi dan merupakan oligosakarida, polimer
dengan derajat polimerisasi 2-10 dan biasanya bersifat larut dalam air yang
terdiri dari dua molekul yaitu glukosa dan fruktosa. Gula memberikan flavor dan
warna melalui reaksi browning secara non enzimatis pada berbagai jenis makanan.
Gula paling banyak diperdagangkan dalam bentuk kristal sukrosa padat. Gula
digunakan untuk mengubah rasa menjadi manis dan keadaan makanan atau minuman.
Dalam industri pangan, sukrosa diperoleh dari bit atau tebu (Winarno 1997).
Inversi Sukrosa Inversi sukrosa menghasilkan gula invert atau gula reduksi
(glukosa dan fruktosa). Gula invert akan mengkatalisis proses inversi sehingga
kehilangan gula akan berjalan dengan cepat. Menurut Parker (1987) dkk. Dalam
kuswurj (2008) laju inersi sukrosa akan semakin besar pada kondisi pH rendah
dan temperatur tinggi dan berkurang pada pH tinggi (pH 7) dan temperatur
rendah. Laju inversi yang paling cepat adalah pada kondisi pH asam (pH 5)
(Winarno 2007). Luff Schoorl Penentuan kadar glukosa dilakukan dengan cara
menganalisis sampel melalui pendekatan proksimat. Terdapat beberapa jenis
metode yang dapat dilakukan untuk menentukan kadar gula dalam suatu sampel.
Salah satu metode yang paling mudah pelaksanaannya dan tidak memerlukan biaya
mahal adalah metode Luff Schoorl. Metode Luff Schoorl merupakan metode yang
digunakan untuk menentukan kandungan gula dalam sampel. Metode ini didasarkan
pada pengurangan ion tembaga (II) di media alkaline oleh gula dan kemudian
kembali menjadi sisa tembaga. Ion tembaga (II) yang diperoleh dari tembaga (II)
sulfat dengan sodium karbonat di sisa alkaline pH 9,3-9,4 dapat ditetapkan
dengan metode ini. Pembentukan (II)-hidroksin dalam alkaline dimaksudkan untuk
menghindari asam sitrun dengan penambahan kompleksierungsmittel. Hasilnya, ion
tembaga (II) akan larut menjadi tembaga (I) iodide berkurang dan juga oksidasi
iod menjadi yodium. Hasil akhirnya didapatkan yodium dari hasil titrasi dengan
sodium hidroksida (Anonim 2010). Gula Pereduksi Gula pereduksi yaitu
monosakarida dan disakarida kecuali sukrosa dapat ditunjukkan dengan pereaksi
Fehling atau Benedict menghasilkan endapan merah bata (Cu2O). selain pereaksi
Benedict dan Fehling, gula pereduksi juga bereaksi positif dengan pereaksi
Tollens (Apriyanto et al 1989). Penentuan gula pereduksi selama ini dilakukan
dengan metode pengukuran konvensional seperti metode osmometri, polarimetri,
dan refraktrometri maupun berdasarkan reaksi gugus fungsional dari senyawa
sakarida tersebut (seperti metode Luff-Schoorl, Seliwanoff, Nelson-Somogyi dan
lain-lain). Hasil analisisnya adalah kadar gula pereduksi total dan tidak dapat
menentukan gula pereduksi secara individual. Untuk menganalisis kadar
masing-masing dari gula pereduksi penyusun madu dapat dilakukan dengan
menggunakan metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCTK). Metode ini
mempunyai beberapa keuntungan antara lain dapat digunakan pada senyawa dengan
bobot molekul besar dan dapat dipakai untuk senyawa yang tidak tahan panas
(Gritter et al 1991 dalam Swantara 1995).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Praktikum kali ini dilakukan untuk
menetapkan kadar sukrosa pada berbagai jenis cairan yang mengandung gula dengan
menggunakan metode luff schoorl. Jenis cairan yang digunakan pada percobaan ini
adalah Buavita rasa apel. Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi
sumber energi dan merupakan oligosakarida, polimer dengan derajat polimerisasi
2-10 dan biasanya bersifat larut dalam air yang terdiri dari dua molekul yaitu
glukosa dan fruktosa. Gula memberikan flavor dan warna melalui reaksi browning
secara non enzimatis pada berbagai jenis makanan. Gula paling banyak
diperdagangkan dalam bentuk kristal sukrosa padat. Gula digunakan untuk
mengubah rasa menjadi manis dan keadaan makanan atau minuman. Dalam industri
pangan, sukrosa diperoleh dari bit atau tebu (Winarno 1997). Penentuan kadar
glukosa dilakukan dengan cara menganalisis sampel melalui pendekatan proksimat.
Terdapat beberapa jenis metode yang dapat dilakukan untuk menentukan kadar gula
dalam suatu sampel. Salah satu metode yang paling mudah pelaksanaannya dan
tidak memerlukan biaya mahal adalah metode Luff Schoorl. Metode Luff Schoorl
merupakan metode yang digunakan untuk menentukan kandungan gula dalam sampel.
Metode ini didasarkan pada pengurangan ion tembaga (II) di media alkaline oleh
gula dan kemudian kembali menjadi sisa tembaga. Ion tembaga (II) yang diperoleh
dari tembaga (II) sulfat dengan sodium karbonat di sisa alkaline pH 9,3-9,4
dapat ditetapkan dengan metode ini. Pembentukan (II)-hidroksin dalam alkaline
dimaksudkan untuk menghindari asam sitrun dengan penambahan
kompleksierungsmittel. Hasilnya, ion tembaga (II) akan larut menjadi tembaga
(I) iodide berkurang dan juga oksidasi iod menjadi yodium. Hasil akhirnya
didapatkan yodium dari hasil titrasi dengan sodium hidroksida (Anonim 2010).
Penetapan kadar sukrosa pada Buavita dengan metode ini dilakukan dengan dua
tahap yaitu pengukuran kadar gula sebelum inversi dan sebelum inversi. Pada
percobaan ini diambil sampel sebanyak 5 gram. Adapun hasil percobaan penetapan
kadar sukrosa pada Buavita dapat dilihat dalam tabel 2. Tabel 1 Hasil Percobaan
Penetapan kadar sukrosa pada buavita Kelompok 5 (lima) Sampel Buavita Berat
sampel 5059,3 mg Volume blanko 41,3 ml Volume larutan tiosulfat sebelum inversi
40,8 ml Volume larutan tiosulfat setelah inversi 40,5 ml Bobot gula sebelum
inverse 0,641 mg Bobot gula setelah inverse 1,002 mg Kadar gula sebelum inverse
3,17 mg/ml Kadar gula setelah inverse 101,04 mg/ml % sukrosa 0,092 %
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sampel yang digunakan yaitu
buavita rasa apel. Sebanyak 5059,3 mg sampel digunakan untuk penetapan kadar
gula asli dengan menggunakan metode ini. Volume blanko yang digunakan adalah
41,3 ml. Dalam metode ini dilakukan dua tahap percobaan yaitu tahap sebelum
terjadi inversi dan tahap setelah terjadi inversi. Pada tahap sebelum inversi,
larutan tio yang digunakan sebanyak 40,8 ml sehingga menghasilkan kandungan
glukosa sebanyak 0,641 mg dan kadar gulanya sebesar 3,17 mg/ml. Sedangkan pada
tahap setelah inversi, larutan tio yang digunakan sebanyak 40,5 ml sehingga
menghasilkan kandungan glukosa sebanyak 1,022 mg dan kadar gulanya sebesar
101,04 mg/ml. Persentase kadar sukrosa diperoleh dengan cara persen gula
sesudah inversi dikurangi persen gula sebelum inversi kemudian dikalikan dengan
0,95. Setelah dilakukan perhitungan, persentase kadar sukrosa yang terdapat
pada buavita rasa apel yaitu sebesar 92,97% atau 0,092 gram/100 gram bahan.
Berdasarkan tabel nutrition fact yang terdapat pada kemasan buavita rasa apel
disebutkan bahwa kadar gula total dalam 100 gram bahan adalah 10,4 gram. Dengan
demikian, kadar gula yang terdapat pada Buavita yang diperoleh dari percobaan
ini tidak sesuai dengan kadar gula yang terdapat pada tabel nutrition fact
karena persentase kadar gula hasil percobaan ini jauh lebih rendah dari kadar
gula pada nutrition fact yang terdapat pada kemasan buavita tersebut. Hal ini
dapat disebabkan, produsen buavita menggunakan gula atau pemanis buatan yang
terlalu untuk meminimalkan biaya produksinya. Tabel 1 Penelitian kadar sukrosa
pada buavita Kel. Sampel Sampel (mg) Blanko (ml) Tio sblm (ml) Gula sblm
inversi (mg) Gula stlh inversi (mg) Kadar gula sblm inversi (mg) Kadar gula
stlh inversi (mg) Tio stlh (ml) % sukrosa 2 Kecap 2042 41,3 40 1,68 0,2 0,2
7,05 39 6,5 3 Sirup 2035,5 41,3 37,9 4,32 0,53 0,53 4 40 3,29 4 Teh Sosro
5034,1 41,3 41 0,384 1,91 1,91 26,5 40,8 24,6 5 Buavita 5059.3 41,3 40.8 0.641
1.022 3.17 101.04 40.5 0.092 6 Freshtea 5060 41,3 40,2 1,416 0,38 6,9960 37,55
41 29.03 Berdasarkan hasil praktikum, maka diperoleh hasil kadar sukrosa
terendah ada pada Buafita sebesar 0,092%, kemudian sirup dengan kandungan
sukrosanya sebesar 3,29%, kecap dengan kandungan sukrosanya sebesar 6,5%,
kemudian Teh Botol Sosro memiliki kandungan sukrosa sebesar 24,6%. Kandungan
sukrosa tertinggi berada pada Fresh Tea yaitu sebesar 29,3%. kandungan sukrosa
pada buafita karena gula yang digunakan telah direduksi berulang kali, sehingga
kadar sukrosa yang berada di dalam Buafita hanya sebesar 0,092%. sedangkaan
pada Fresh tea kandungan sukrosanya tinggi karena pada tidak mengalami
pereduksian yang berulang-ulang.
KESIMPULAN
DAN SARAN
Kesimpulan
Menentukan persen kadar gula yang terkandung dalam suatu bahan dapat dilakukan
dengan cara persen gula sesudah inversi dikurangi persen gula sebelum inversi
kemudian dikalikan dengan 0,95. Kadar gula yang terdapat pada Buavita yang
diperoleh dari percobaan ini tidak sesuai dengan kadar gula yang terdapat pada
tabel nutrition fact karena persentase kadar gula hasil percobaan ini jauh
lebih rendah dari kadar gula pada nutrition fact yang terdapat pada kemasan
buavita tersebut. Hal ini dapat disebabkan, produsen buavita menggunakan gula
atau pemanis buatan yang terlalu untuk meminimalkan biaya produksinya. Saran
Setelah melakukan praktikum penetapan kadar gula dengan metode Luff Schoorl,
praktikan diharapkan mampu menentukan kadar kgula suatu bahan makanan. Dalam
menentukan penetapan kadar gula ini, sebaiknya praktikan lebih cermat dalam
melakukan langkah-langkah percobaan seperti penimbangan sampel awal agar tidak
terjadi kesalahan yang akan berpengaruh pada perhitungan kadar gula sampel.
LAMPIRAN Tabel 1 Hasil Percobaan Penetapan kadar sukrosa pada buavita Kelompok
5 (lima) Sampel Buavita Berat sampel 5059,3 mg Volume blanko 41,3 ml Volume
larutan tiosulfat sebelum inversi 40,8 ml Volume larutan tiosulfat setelah
inversi 40,5 ml Bobot gula sebelum inverse 0,641 mg Bobot gula setelah inverse
1,002 mg Kadar gula sebelum inverse 3,17 mg/ml Kadar gula setelah inverse
101,04 mg/ml % sukrosa 0,092 % Tabel 1 Penelitian kadar sukrosa pada buavita
Kel. Sampel Sampel (mg) Blanko (ml) Tio sblm (ml) Gula sblm inversi (mg) Gula
stlh inversi (mg) Kadar gula sblm inversi (mg) Kadar gula stlh inversi (mg) Tio
stlh (ml) % sukrosa 2 Kecap 2042 41,3 40 1,68 0,2 0,2 7,05 39 6,5 3 Sirup
2035,5 41,3 37,9 4,32 0,53 0,53 4 40 3,29 4 Teh Sosro 5034,1 41,3 41 0,384 1,91
1,91 26,5 40,8 24,6 5 Buavita 5059.3 41,3 40.8 0.641 1.022 3.17 101.04 40.5
0.092 6 Freshtea 5060 41,3 40,2 1,416 0,38 6,9960 37,55 41 29.03 Contoh
perhitungan (Buavita) Sebelum inversi = ml blanko – ml contoh = 41,3 – 40,8 =
0,5 ml tio = (0,5 ×0,0533 )/0,1 = 0,267 x 2,4 Kandungan glukosa = 0,6408 mg fp
sebelum = (250 × 250 )/(50 × 5) = 250 Kadar gula = (0,6408 × 250 ×100 )/5059,3
× 100 = 3,17 mg/ml Sesudah inversi = ml blanko – ml contoh = 41,3 – 40,5 = 0,8
ml tio = (0,8 ×0,0533 )/0,1 = 0,426 x 2,4 Kandungan glukosa = 1,0224 mg fp
sebelum = (250 × 250 ×100 )/(50 × 5 ×5) = 5000 Kadar gula = (1,0224 × 5000
)/5059,3 × 100 = 101,04 mg/ml Kadar glukosa = (% gula sesudah inverse – gula
sebelum inverse) x 0,95 = (101,04 – 3,17) x 0,95 = 92,97% = 0,092 gram/100 gram
bahan
DAFTAR
PUSTAKA
0 komentar:
Posting Komentar