Nipagin (Methyl parahydroxybenzoate)
adalah bahan pengawet makanan yang dipakai di berbagai jenis makanan.
Penggunaannya diatur dalam Codex Alimentarius Commission. Nipagin memiliki nama
lain, yakni methylparaben dengan rumus kimia CH3(C6H4(OH)COO). Jenis paraben lain yang juga banyak digunakan
adalah propylparaben dan butylparaben.
Nipagin atau methyl p-hydroxybenzoate merupakan zat tambahan untuk mencegah jamur dan ragi, sebagaimana dinyatakan Badan Pengawas Makanan dan Obat Amerika Serikat atau United States Food and Drug Administration (FDA). Selain untuk makanan, nipagin banyak digunakan untuk kosmetik dan obat.
Methylparaben merupakan jenis paraben yang dapat dihasilkan secara alami pada sejumlah buah-buahan, terutama blueberry. Belum ada bukti yang menyebutkan methylparaben berdampak merugikan bagi kesehatan pada konsentrasi tertentu dalam penggunaan perawatan tubuh atau kosmetik.
Nipagin atau methyl p-hydroxybenzoate merupakan zat tambahan untuk mencegah jamur dan ragi, sebagaimana dinyatakan Badan Pengawas Makanan dan Obat Amerika Serikat atau United States Food and Drug Administration (FDA). Selain untuk makanan, nipagin banyak digunakan untuk kosmetik dan obat.
Methylparaben merupakan jenis paraben yang dapat dihasilkan secara alami pada sejumlah buah-buahan, terutama blueberry. Belum ada bukti yang menyebutkan methylparaben berdampak merugikan bagi kesehatan pada konsentrasi tertentu dalam penggunaan perawatan tubuh atau kosmetik.
Ada beberapa efek negatif kesehatan
dari zat pengawet Methylparaben yang digunakan secara berlebihan:
1. Kanker payudara
Penggunaan Methylparaben secara berlebihan dan dalam jangka waktu lama dapat membahayakan tubuh. Zat pengawet yang tidak dipecah dan dikeluarkan tubuh dapat bertindak sebagai estrogen yang kemudian menumpuk di organ reproduksi. Pada perempuan, hal ini dapat memicu kanker payudara.
Berdasarkan hasil studi yang telah diterbitkan dalam Journal of Applied Toxicology pada tahun 2004, pada beberapa kasus kanker payudara ditemukan adanya sejumlah paraben pada jaringan kanker payudara yang di biopsi.
2. Infertilitas (ketidaksuburan) pada pria
Paraben menyerupai hormon estrogen pada wanita dalam tubuh. Menurut studi Januari 2009 yang diterbitkan dalam Journal of Reproductive Toxicology, penggunaan paraben secara berlebihan dapat menyebabkan kemandulan dan kanker prostat pada pria.
Studi tersebut melaporkan bahwa sifat estrogenik ringan pada bahan pengawet ini dapat mengubah kesehatan sel-sel di testis, yang pada gilirannya menyebabkan jumlah sperma lebih rendah dan potensi reproduksi berkurang.
3. Alergi
Pada sebagian orang yang sentisif terhadap Methylparaben dapat menyebabkan alergi. Orang yang alergi paraben bisa mengalami dermatitis dan iritasi kulit bila mengalami kontak dengan zat pengawet tersebut.
Meski hal ini tidak terjadi pada kebanyakan orang, beberapa individu yang rentan terhadap alergi kulit, eksim dan rosacea (kondisi kulit kronis yang ditandai dengan kemerahan) sebaiknya menghindari penggunaan produk dengan zat pengawet paraben.
4. Gangguan pencernaan
Penggunaan Methylparaben dalam dosis tinggi juga dapat menyebabkan gangguan pada saluran percernaan seperti asam lambung meningkat dan tukak lambung.
5. Gangguan pernapasan
Selain gangguan pencernaan, penggunaan Methylparaben dalam dosis tinggi juga dapat menyebabkan gangguan pada saluran pernapasan, seperti menyebabkan sakit tenggorokan, batuk dan kesulitan bernapas
1. Kanker payudara
Penggunaan Methylparaben secara berlebihan dan dalam jangka waktu lama dapat membahayakan tubuh. Zat pengawet yang tidak dipecah dan dikeluarkan tubuh dapat bertindak sebagai estrogen yang kemudian menumpuk di organ reproduksi. Pada perempuan, hal ini dapat memicu kanker payudara.
Berdasarkan hasil studi yang telah diterbitkan dalam Journal of Applied Toxicology pada tahun 2004, pada beberapa kasus kanker payudara ditemukan adanya sejumlah paraben pada jaringan kanker payudara yang di biopsi.
2. Infertilitas (ketidaksuburan) pada pria
Paraben menyerupai hormon estrogen pada wanita dalam tubuh. Menurut studi Januari 2009 yang diterbitkan dalam Journal of Reproductive Toxicology, penggunaan paraben secara berlebihan dapat menyebabkan kemandulan dan kanker prostat pada pria.
Studi tersebut melaporkan bahwa sifat estrogenik ringan pada bahan pengawet ini dapat mengubah kesehatan sel-sel di testis, yang pada gilirannya menyebabkan jumlah sperma lebih rendah dan potensi reproduksi berkurang.
3. Alergi
Pada sebagian orang yang sentisif terhadap Methylparaben dapat menyebabkan alergi. Orang yang alergi paraben bisa mengalami dermatitis dan iritasi kulit bila mengalami kontak dengan zat pengawet tersebut.
Meski hal ini tidak terjadi pada kebanyakan orang, beberapa individu yang rentan terhadap alergi kulit, eksim dan rosacea (kondisi kulit kronis yang ditandai dengan kemerahan) sebaiknya menghindari penggunaan produk dengan zat pengawet paraben.
4. Gangguan pencernaan
Penggunaan Methylparaben dalam dosis tinggi juga dapat menyebabkan gangguan pada saluran percernaan seperti asam lambung meningkat dan tukak lambung.
5. Gangguan pernapasan
Selain gangguan pencernaan, penggunaan Methylparaben dalam dosis tinggi juga dapat menyebabkan gangguan pada saluran pernapasan, seperti menyebabkan sakit tenggorokan, batuk dan kesulitan bernapas
0 komentar:
Posting Komentar